Materi : Kelas
SAPTA TIMIRA
Setelah kalian membaca Materi tentang , Silahkan kerjakan TUGAS.
SAPTA TIMIRA
sebagai aspek yang harus dikendalikan
A. SAPTA TIMIRA dalam diri
Seluruh makhluk hidup pada dasarnya memiliki sumber
hidup yang sama yakni ātmān.
Manusia juga memiliki ātmān, sifat ātmān sejatinya sama dengan Brahman, namun karena kegelapan menyebabkan manusia tidak sama dengan Sang Pencipta.
Kegelapan yang memengaruhi manusia harus
dicerahkan dengan cara mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Kegelapan dalam diri manusia disebut Timira.
Kegelapan dalam diri manusia disebabkan oleh perilaku manusia yang berlebihan dalam memanfaatkan anugerah yang diberikan oleh Sang Hyang Widhi.
Kegelapan dalam diri dalam ajaran Hindu ada tujuh macamnya disebut Sapta Timira. Kata Sapta Timira berasal dari bahasa sansekerta dari kata Sapta yang berarti tujuh, dan kata Timira yang berarti gelap, suram, (awidya).
Sapta timira berarti tujuh macam kegelapan atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap sehingga melakukan perilaku-perilaku negatif. Ketujuh kegelapan yang terdapat dalam diri manusia, merupakan akibat awidya yang kita bawa sejak lahir. Sifat awidya dalam diri yang terus dipupuk dapat menimbulkan berbagai macam tindakan negatif, seperti marah, sombong, angkuh, kejam, dengki, iri hati, suka memftnah, merampok, dan yang lainnya.
Perilaku-perilaku kita yang seperti itu bertentangan dengan ajaran agama. Ajaran agama mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik dan mampu mengendalikan diri dari perilaku-perilaku negatif. Manusia sangatlah beruntung terlahir di dunia diberikan kelebihan dapat membedakan yang baik dan tidak benar, menjadi manusia sangatlah mulia.
Hal ini tersurat dalam pustaka suci Sarasamuscaya 2 sebagai berikut.
“mānusah sarvabhūtesu varttate vai subhāśubhe
aśubhesu samavistam śubhesvevāvakārayet”
Artinya:
Diantara semua makhluk, hanya manusia sajalah yang
dapat melaksanakan dan membedakan perbuatan yang
baik maupun perbuatan yang buruk, melebur perbuatan
buruk menjadi baik itulah tujuan hidup manusia.
Berdasarkan sloka di atas jelas memberikan penegasan kepada kita bahwa menjadi manusia sangatlah beruntung,karena lahir menjadi manusia dapat melebur perbuatan buruk dengan melakukan perbuatan baik, dengan menggunakan akal yang diberikan oleh Sang Hyang Widhi. Namun, manusia sering dipengaruhi hal yang dapat menimbulkan perilaku yang kurang baik.
Dalam pustaka suci Slokantara dinyatakan manusia mengalami kegelapan atau awidya. Slokantara menyebutkan ada tiga sumber kemabukan, yaitu: minuman keras, kepandaian, dan kekayaan. Hal ini disebutkan dalam sloka 21 seperti berikut.
“Sura saraswati laksmi, Ityata madakaranam, Mada yanti na cetamsi, Sa eva puroso matah.” Kalinganya, ikang amuraha wero ring dadi wwang, tiga lwirnya, ndya ta, sura ngaranya twak, saraswati ngaranira sanghyang aji, laksmi ngaran ira kasugihan, mas pirak, ika ta karana ning wero munggwing citta, kunang yan hana wwang tan kataman wero dening twak, de ning bisanyangaji, dening kasugihan mas piraknya, yeka purusa ngaranya, yan hana wwang mangkana, byakta kinahyunaning rat, ling sang hyang aji.” (Slokantara 21)
Artinya:
Keterangannya, yang menyebabkan orang menjadi mabuk, tiga
macamnya yakni Sura yaitu tuak, Saraswati yaitu pengetahuan, Laksmi yaitu kekayaan seperti emas dan perak. Itulah yang menyebabkan mabuk pikiran orang. Bila ada orang yang tidak kena mabuk karena tuak, karena pengetahuan, karena kekayaan emas perak, maka ia disebut purusa, manusia sejati. Sloka di atas menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang dapat menyebabkan orang mabuk seperti minuman keras, ilmu pengetahuan, dan kekayaan. Ketiga hal ini dapat membuat akal sehat manusia, jika akal sehat sudah terpengaruh maka manusia cenderung melakukan perilaku negatif. Selain apa yang telah tertuang dalam Slokantara, awidya juga diuraikan lagi dalam Kitab Suci Niti Sastra.
Dalam Kitab Suci Niti Sastra menyebutkan tujuh unsur yang dapat menyebabkan orang menjadi mabuk (Awidya). Ketujuh
unsur tersebut disebut Sapta Timira. Berikut adalah bagian-bagian dari Sapta Timira:
1. Surupa gelap karena wajah tampan atau cantik.
2. Dhana gelap karena kekayaan.
3. Guna gelap karena kepandaian.
4. Kulina gelap karena keturunan.
5. Yohana gelap karena keremajaan.
6. Sura gelap karena minuman keras.
7. Kasuruan gelap karena keberanian.
B. Contoh Perilaku Sapta Timira
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat perilaku manusia yang berbeda-beda setiap harinya, ada yang berperilaku tenang, bijaksana, angkuh, sombong, kejam, tidak peduli, egois, suka melanggar peraturan yang ada, merasa diri sebagai anak penguasa, serta yang lainnya. Perilaku-perilaku tersebut dapat menyebabkan manusia menjadi gelap, sehingga menjadi manusia yang melanggar ajaran agama.
Adapun contoh-contoh perilaku yang tergolong Sapta Timira sbb :
1. Surupa
a. Melakukan operasi plastik karena tidak puas akan wajah yang dimilikinya.
b. Melecehkan atau menghina orang yang memiliki wajahnya lebih jelek dari kita.
c. Suka membanggakan diri kepada orang karena merasa cantik atau tampan.
d. Menggunakan kecantikan dan ketampanannya untuk melakukan penipuan.
2. Dhana
a. Mengambil uang yang tidak menjadi haknya (korupsi).
b. Mengambil bagian orang lain, sehingga orang tersebut mengalami penderitaan.
c. Bekerja siang malam tanpa menghiraukan yang lain demi mendapatkan uang lebih.
d. Suka berfoya-foya atau menghambur-hamburkan uang.
3. Guna
a. Memiliki kepandaian membuat bom dan untuk mengebom orang yang tidak berdosa.
b. Mencuri data orang lain dengan keahliannya meretas komputer orang dan digunakan untuk kejahatan.
c. Menggunakan kepandaiannya untuk menipu atau mengelabui orang lain.
d. Menggunakan kepandaiannya untuk mencari-cari alasan yang tidak benar agar dirinya terbebas dari sanksi.
4. Kulina
a. Merasa diri anak orang kaya sehingga suka berfoya-foya.
b. Merasa diri anak pejabat sehingga suka melanggar aturan.
c. Merasa diri anak seorang terpandang sehingga sering mengganggu ketenteraman orang.
d. Merasa diri orang tuanya hebat atau cerdas, sehingga suka menakut-nakuti orang lain.
5. Yohana
a. Merasa diri selalu awet muda sehingga lupa akan tata krama hidup.
b. Suka berkelahi karena mudah tersinggung karena merasa diri muda.
c. Suka bermalas-malasan karena merasa masih muda dan belum memiliki tanggung jawab keluarga.
6. Sura
a. Suka minum minuman keras dijalanan hingga mabuk.
b. Menggunakan obat-obat terlarangatau narkoba.
c. Suka mabuk-mabukan sehinggasering melakukan hal-hal negatif.
7. Kasuran
a. Menggunakan kekuatannya atau kesaktiannya untuk
merusak fasilitas umum.
b. Suka melawan orang lain karena merasa diri paling sakti.
c. Suka berkelahi dengan orang lain karena merasa diri
paling hebat, kuat dan tangguh.
d. Suka mengganggu orang lain dengan menggunakan kekuatannya
C. Dampak Perilaku Sapta Timira
Perilaku sapta timira dalam kehidupan ini dapat menyebabkan dampak positif maupun negatif. Dampak positif kita peroleh jika Sapta Timira diarahkan untuk membantu dan memotivasi orang lain. Namun Sapta timira akan berdampak negatif jika diarahkan untuk menghina dan merendahkan orang lain. Berikut dampak-dampak yang timbul jika kita berperilaku sapta timira yakni :
1. Surupa artinya,
kecantikan atau ketampanan, kecantikan atau ketampanan dibawa sejak lahir dan merupakan anugerah Hyang Widhi.
Dampak Positif:
Wajah yang cantik atau tampan jika diimbangi dengan budi pekerti yang luhur, dapat memberikan kebahagiaan dan kesenangan bagi orang lain. Wajah yang cantik atau tampan tersebut dapat digunakan sebagai model atau alat promosi wisata, produk-produk kecantikan.
Dampak Negatif:
Dampak negatif timbul jika orang yang memiliki wajah cantik atau tampan melakukan perilaku yang negatif.
2. Dhana
Dhana artinya uang atau kekayaan. Banyaknya harta yang dimiliki seseorang menyebabkan dampak positif dan negatif pada dirinya dan lingkungannya.
Dampak Positif:
Orang yang memiliki banyak harta atau uang digunakan untuk membantu orang lain, seperti orang miskin, pembangunan sarana umum, menolong korban bencana alam, dan yang lain.
Dampak yang ditimbulkan dari perilaku yang demikian menyebabkan orang memuji dan memberikan rasa hormat kepada orang tersebut, selain itu masyarakat menjadi tenteram.
Dampak Negatif:
Semua orang membutuhkan uang untuk menghidupi dirinya, tetapi dalam upaya memperoleh uang, jangan memakai cara yang melawan Dharma (Adharma). Seperti korupsi, merampok, mencuri serta yang lain, perilaku yang demikian dapat mengakibatkan orang tidak menghormati dan menghina orang yang berperilaku demikian. Masyarakat menjadi tidak nyaman dengan perilaku orang-orang yang demikian.
3. Guna
Guna adalah kepintaran atau kepandaian, memiliki kepintaran atau kepandaian bisa berdampak positif dan negatif buat orang yang memiliki kepandaian atau kepintaran tersebut.
Dampak Positif:
Seseorang yang memiliki kepandaian dalam hidupnya membuat sesuatu yang berguna bagi orang banyak, seperti membuat pesawat, mobil, kereta, dan hasil karya yang lain. Perilaku orang yang demikian akan memeroleh penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa yang telah dibuatnya oleh masyarakat luas. Banyak masyarakat merasa senang akan hasil karya orang tersebut.
Dampak Negatif:
Seseorang yang memiliki kepandaian dan membuat hasil karya yang digunakan untuk hal-hal negatif seperti membuat senjata api untuk menyerang orang yang tidak bersalah, membuat kapal laut untuk mencuri dan lain sebagainya. Perilaku orang yang demikian berdampak dengan diberikan sanksi hukuman, serta orang yang dirugikan akan menghina dan menghujatnya. Masyarakat akan mengalami banyak kerugian dari perilaku orang tersebut.
4. Kulina
Kulina adalah kegelapan karena keturunan. Banyak orang lupa diri karena merasa memiliki orang tua terpandang, memiliki status sosial yang mapan serta yang lain. Keturunan dapat berdampak positif dan negatif pada diri sendiri serta lingkungan.
Dampak Positif:
Seseorang yang menggunakan kelebihannya untuk membantu dan membangun masyarakat menjadi harmonis dan bahagia karena pengaruh keturunan yang dimilikinya, seperti putra raja yang memberikan bantuan dan membangun fasilitas umum, anak seorang pejabat yang menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk membantu orang yang membutuhkan.
Perilaku orang yang demikian dapat menciptakan masyarakat yang aman dan tentram, sehingga berdampak positif pada dirinya.
Dampak Negatif:
Orang yang sering menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa dirinya merupakan keturunan orang yang status sosialnya tinggi, bahwa orang tuanya sebagai pejabat, atau merasa seorang pangeran serta yang lain. Perilaku orang yang demikian dapat menyebabkan sistem yang ada menjadi tidak sesuai aturan. Hal ini dapat diakibatkan oleh perilaku orang yang menyombongkan keturunannya sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat.
5. Yohana
Yohana adalah masa remaja atau masa muda. Pada masa remaja merupakan masa di mana seseorang aktif dan penuh energi untuk melakukan sesuatu yang menurutnya sesuai. Masa remaja dapat berdampak positif dan negatif.
Dampak Positif:
Masa remaja merupakan masa yang paling produktif dalam kehidupan ini. Pada masa remaja seseorang akan mampu melakukan kegiatan-kegiatan di luar batas kemampuan pada umumnya. Pada masa remaja gunakanlah untuk berkreasi dan melakukan hal-hal positif sehingga lingkungan sekitar merasakan perbuatan yang kita lakukan. Perilaku yang demikian dapat memberikan manfaat pada masyarakat tempat tinggalnya.
Dampak Negatif:
Masa remaja memang masa yang sangat menyenangkan, namun janganlah melakukan perilaku-perilaku negatif seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang, ikut tawuran, malas-malasan serta yang lain. Perilaku yang demikian akan membawa dampak yang negatif pada diri dan lingkungan sekitar. Dampak dalam diri menjadi orang yang tidak mampu berpikir jernih, sedang dampak untuk lingkungan seperti masyarakat akan was was bila berdekatan.
6. Sura
Sura artinya minuman keras. Minuman keras dapat membawa pengaruh positif dan negatif pada diri serta lingkungan.
Dampak Positif:
Minuman keras (Tuak, Arak, Brem) banyak digunakan untuk upacara agama khususnya untuk para makhluk yang lebih rendah dari manusia seperti; mecaru. Minuman keras yang digunakan untuk upacara berfungsi untuk menetralisir bakteri-bakteri yang mengganggu.
Dampak Negatif:
Minuman keras yang memiliki kadar alkohol tinggi dapat menyebabkan seseorang yang meminumnya menjadi tidak mampu mengontrol dirinya. Orang yang sedang mabuk dapat melakukan hal-hal negatif seperti tawuran, membuat keributan yang mengganggu masyarakat.
7. Kasuran
Kasuran artinya keberanian. Orang yang memiliki keberanian dapat membawa dampak yang positif dan negatif. Keberanian dapat berpengaruh pada perilaku orang tersebut dan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dampak Positif:
Keberanian yang dimiliki seseorang dapat menjadi sarana untuk menyampaikan aspirasi kepada yang berwenang, seperti berani mengutarakan pendapat kritikan dan masukan. Keberanian yang dimiliki seseorang jika dimanfaatkan untuk kebaikan dapat berdampak positif pada diri.
Dampak Negatif:
Memiliki keberanian sangat berguna bagi kita, namun keberanian yang tidak pada tempatnya dapat membawa akibat tidak baik, seperti berani pada orang tua, kepada pemerintah, kepada penegak hukum, dan yang lain. Perilaku yang tidak memperdulikan orang lain dapat berdampak tidak baik pada diri sendiri dan lingkungannya.