Materi Akhlak : Kelas 7
Akhlak (Akhlak dalam Islam)
Setelah kalian membaca Materi tentang xxx, Silahkan kerjakan TUGAS.
AKHLAK (Akhlak Dalam Islam)
A. Pengertian Akhlak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Pengertian secara sederhana tentang akhlak, bahwa akhlak adalah perangai atau tingkah laku yang terdapat dalam diri manusia.
Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qolam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul.
Alloh berfirman: “wa-innaka la'alaa khuluqin 'adzhiim”.
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung” (QS Al-Qolam [68]: 4).
Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi, dan salah satunya yang paling populer adalah sabda Rosululloh SAW yang artinya: "Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(HR. Imam Malik).
Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam.
B. Landasan berakhlak adalah bersumber dari:
1. Al-Qur’an
Akhlak Rasulullah adalah akhlak al-Qur’an. Rasulullah juga diibaratkan sebagai al-Qur’an yang yang dan berjalan. demikian para sahabat Nabi. Rasulullah pernah bersabda, jika hendak melihat akhlak Qur’ani lihatlah Umar, Abu Bakar…
2. As-Sunnah
Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap, bertindak, berpikir dan memutuskan.
Dalam Rukun Iman ada pengajaran akhlak, yaitu berakhlak dengan cara beriman kepada Allah, Rasululloh, kitab Suci, adanya hari kebangkitan dan beriman pada qodho dan qodar, yang menjadikan manusia berakhlak mulia. Demikian pula dalam Rukun Islam.
“Allah berfirman: Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Angkabut 29:45)
Dalam rukun Islam yang terdiri dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji, di dalamnya ada nilai akhlak yang tinggi, baik kepada sesama makhluk maupun kepada Kholiqnya.
C. Pembagian Akhlak
Akhlak terbagi ke dalam 2 (dua) macam yaitu: 1. akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) atau disebut juga akhlaqul karimah (akhlak mulia); 2. akhlak tercela (akhlakul madzmumah).
​
1. Akhlak terpuji
Akhlak terpuji (akhlaqul mahmudah) adalah sikap sederhana dan lurus, sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepati janji, amanah, istiqomah, berkemauan, berani, sabar, syukur, lemah lembut, berharap dan bercemas, takwa, malu, zuhud, tawakkal kepada Allah, pemaaf dan bertoleransi, kasih sayang, cinta kasih, adil, baik dan mulia, tafakkur pada ciptaan Alloh, disiplin, bersiaga dan berwaspada, menjaga lisan, adil dalam kata dan perbuatan, memelihara kebersihan, menimbang, apa adanya (qonaah) , bijaksana, melayani, tanggung jawab, penuh kehandalan, penuh arti, menjaga kedamaian, memelihara ketertiban, menjaga kebaikan, menolong tanpa pamrih, dermawan, ramah, akrab, luwes, wajar , gigih, rajin, benar, semangat, penyelesaian yang baik, menghargai orang lain, dll.
​
2. Akhlak tercela
Akhlak tercela adalah sikap berlebihan, buruk perilaku, takabbur, bodoh (jahil), malas, bohong (dusta). ingkar janji, khianat, Plinplan, lemah jiwa, penakut, putus asa, tidak bersyukur, kasar, ingkar, tidak tahu malu, serakah, sombong, dendam, kebencian, ghildzah (kasar), curang, buruk dan hina, lalai, cuek, suka meremehkan, banyak bicara sia-sia, perbuatan tidak sesuai ucapan, bermuka dua, sangka buruk, mengintai-intai, ghibah, adu domba, suka mencela, hasad, marah, judi dan mabuk, banyak senda gurau, egoistis, sogok menyogok, pungli, riya’, boros dan tabdzir, bakhil, aniaya, bangga diri, melampau batas, mengingat-ingat dan menyebut-nyebut pemberian, pengecut dan penakut, al-faudha (gegabah), dan lain-lain.
D. Objek Akhlak
Dari segi objeknya, akhlak terbagi atas akhlak kepada Alloh (Kholik) dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada makhluk terdiri atas akhlak kepada sesama manusia dan kepada selain manusia.
​
1. Akhlak kepada sesama manusia terdiri atas :
​
a. Akhlak kepada Rosululloh SAW
Akhlak kepada Rosululloh, seperti mencintai Rasululloh secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
b. Akhlak kepada diri sendiri
Sebagai contoh, sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah dari Allah. Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya; ‘tawadhu’ adalah rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, kepada orang tua, muda, baik kaya atau miskin. Sikap tawadhu’ lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.
c. Akhlak kepada keluarga dan kerabat
Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat yang berbeda agama, keluarga, karib kerabat dan lain-lain. Misalnya: saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.
d. Akhlak kepada tetangga dan masyarakat
Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang, lebih-lebih di waktu susah, saling memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri untuk berbuat baik, dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.
Demikian juga dalam bersosial kepada sesama masyarakat seagama, berbeda agama, tetangga, kawan, dan lawan.
Bidang politik; akhlak pemimpin kepada rakyat, akhlak rakyat kepada pemimpin.
Bidang ekonomi; akhlak dalam berproduksi, distribusi, bertransaksi.
Bidang budaya: akhlak dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, akhlak kepada guru dan lain sebagainya.
e. Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang pada sesama makhluk, dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya.
E. Pembinaan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Islam membina penganutnya melalui rukun Iman dan Rukun Islam.
-
Melalui pemahaman dan kesadaran akan apa yang terkandung dalam rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan.
-
Melalui pengamalan terhadap rukun Islam dengan pemahaman dan kesadaran yang benar diikuti internalisasi nilai rukun Islam dalam kehidupan harian.
-
Pembiasaan diri dengan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari akan tertanam kuat menjadi jati diri.
-
Memperbanyak membaca al-Qur’an, menggali dan memahami maknanya untuk diamalkan.
-
Memperbanyak membaca hadist-hadist Rasulullah saw. untuk mengisi akal pikiran, inspirasi bertindak dan berperilaku serta menjadi standar dalam berakhlak mulia.