top of page
Church Interior

Materi   : Kelas 7

MEMILIH UNTUK TIDAK BERPUTUS ASA

Setelah kalian membaca Materi tentang Memilih untuk Tidak Berputus Asa , Silahkan kerjakan TUGAS.

Memilih Untuk Tidak Berputus Asa

Para ahli menemukan bahwa ada dua cara yang dilakukan orang saat menghadapi kesulitan, fght atau fight. Fight artinya mengerahkan tenaga dan daya semaksimal mungkin, agar kesulitan itu dapat diatasi. Sebaliknya, fight artinya, lari meninggalkan kondisi atau hal yang sulit itu, karena memang tidak mendapatkan atau tidak mau mencari cara untuk mengatasinya.
Seharusnya, orang Kristen harus selalu siap menghadapi hidup, betapa pun sulitnya. Mengapa begitu, dan bagaimana caranya? Mari kita simak lebih lanjut.

Mengapa Harus Kuatir dan Putus Asa?

Sebelum membahas hal ini, mari kita menyanyikan Kidung Jemaat ”Tak Ku Tau
Kan Hari Esok.”

Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok,
namun langkahku tegap.
Bukan surya kuharapkan,
kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah,
akan masa menjelang, 
‘ku berjalan serta Yesus.
Maka hatiku tenang.
Ref: Banyak hal tak ‘ku fahami
dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini;
Tangan Tuhan yang pegang.

Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu keadaan dimana seseorang tidak memiliki harapan. Sejak beberapa tahun terakhir ini kita semakin sering membaca atau mendengar berita tentang orang yang bunuh diri karena MERASA tidak mampu melanjutkan hidup.
Perhatikan bahwa kata merasa ditulis dengan huruf besar, dan tambahan kata merasa ini membuat makna kalimat yang berbeda dibandingkan dengan tanpa tambahan merasa. Artinya, belum tentu orang tersebut betul-betul tidak mampu, mungkin ia hanya merasa bahwa ia tidak mampu, padahal kemampuan untuk bertahan hidup
masih ada padanya.

Wujud ketidakmampuan bisa beragam, misalnya, karena tidak mampu membayar hutang, tidak mampu membeli makanan untuk anak, tidak mampu membeli obat untuk menyembuhkan penyakit. Kisah pilu pada tahun 2003
terjadi pada Henriyanto yang memilih bunuh diri karena ibunya tidak sanggup memberikan Rp. 2.500 untuk membayar kegiatan ekstrakurikuler. Pada saat itu, ia baru berumur 12 tahun, masih sangat muda untuk mengerti bahwa tidak bisa membayar kegiatan ekstrakurikuler tidaklah berarti harus mengakhiri hidup.
Untung niat ini tidak tercapai, walaupun ia sempat dalam perawatan intensif di rumah sakit dan, mengalami cacat mental karena ketiadaan sementara aliran zat asam ke otaknya akibat jerat kuat tali di lehernya.
Bunuh diri bisa dilakukan seseorang yang tidak melihat bahwa hidupnya berarti, sehingga ia tidak lagi melihat ada gunanya untuk melanjutkan hidup.
Apakah dapat dibenarkan, bila kita putus asa untuk melanjutkan kehidupan dan memilih bunuh diri? 
Apakah memang kita berhak untuk mengakhiri hidup ini?
Padahal bukan kita yang memberikan kehidupan, dan karena itu mengakhiri kehidupan juga bukanlah hak kita.

Suatu pesan yang indah tentang bagaimana menghadapi hidup disampaikan oleh Tuhan Yesus seperti yang diceritakan di dalam Injil Matius 6: 25-34. 
Mari kita baca pesan Tuhan Yesus ini. 
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Paling sedikit ada tiga pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus disini. 

Pertama, bahwa kita tidak perlu kuatir untuk makan, minum, dan pakaian sebagai hal yang penting dalam hidup ini. Pemeliharaan Tuhan untuk kita jauh melebihi pemeliharaan Tuhan untuk burung yang tetap hidup karena makanan yang disediakan-Nya. Lihatlah juga pemeliharaan Allah terhadap bunga bakung yang indah. Ini
semua menunjukkan bahwa Allah sungguh sangat memperhatikan kehidupan ciptaan-Nya. Salomo, adalah raja Israel yang paling kaya dibandingkan dengan raja-raja lainnya, tentunya memiliki kemampuan untuk memakai baju yang maha indah. Namun, keindahan baju Salomo tidaklah sebanding dengan keindahan bunga bakung. Padahal, apalah artinya bunga bakung yang hanya disamakan dengan rumput, karena begitu hari berganti, keindahannya pun tidak ada lagi. Kekuatiran akan kecukupan makanan, minuman, dan pakaian dimiliki
oleh mereka yang tidak mengenal Allah.

Tetapi, mereka yang menjadi anak-anak-Nya tidak perlu memiliki kekuatiran akan hal-hal ini. Mengapa demikian?
Rahasia keberhasilan menjalani hidup ini ada pada pesan Tuhan Yesus yang kedua. Apa pesan-Nya? Yaitu, bahwa yang utama dalam menjalani kehidupan ini adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Artinya, ketika kita mengutamakan untuk mengenal Allah,karya-karya-Nya, janji-janji-Nya, maka kita akan terpesona akan Allah yang sungguh sangat mengasihi kita anak- anak-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Kekuatiran yang kita miliki tidaklah sebanding dengan apa yang Allah sanggup berikan kepada kita. Kekuatiran kita tidaklah sanggup membuat kita menjalani hidup dengan nyaman, apabila dengan penuh rasa was-
was dan ketakutan karena tidak adanya jaminan akan sesuatu yang baik yang akan kita peroleh.

Oleh sebab itu, pesan Tuhan Yesus yang ketiga adalah, “janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” Nah, apakah kita bisa menerima pesan Tuhan Yesus yang ketiga ini? Bila kita melihat di sekitar kita, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manusia hidup dengan penuh kekuatiran. Ada orang yang memilih untuk bekerja dengan sangat keras karena ingin mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya demi masa depannya dan keluarganya. Bekerja keras artinya tanpa mengindahkan kesehatan dan makan teratur serta istirahat yang cukup. Gaya hidup seperti ini ternyata malah merusak kesehatan sehingga sebagai akibatnya, pada saat mencapai usia sekitar 40 tahun, bisa menderita penyakit jantung, atau diabetes, dan sebagainya. Padahal, menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, memakan makanan secara teratur
dan yang memenuhi gizi adalah penting untuk kelangsungan hidup yang baik.

Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Hal yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama.

2. Allah pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung apa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
“Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya”
(Matius 7: 9 -11).

3. Kita harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 7: 7-8.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” 
Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan kita, bukan? 

KESIMPULAN : 

Judul pelajaran ini adalah “memilih untuk tidak berputus asa.” 
Mengertikah kalian bahwa putus asa adalah hal yang harus dihindari? Hidup di dalam kasih Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah adalah hidup yang membawa kita kepada kelimpahan, dan hendaknya ini yang kita pilih, yaitu dengan taat kepada- Nya dan mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh. Bila ini yang kita pilih, tidak
ada waktu lagi untuk berputus asa.

bottom of page